Lama sekali saya tidak posting di blog ini karena
kepopulerannya memudar seiring ketidak-populeran saya. Sejak alamat saya www.ngatinishot.blogspot.com
diambil alih oleh orang tidak dikenal yang ngotot tidak mau menggunakan nama
lain, saya jadi hilang semangat dan rasa badan lemas letih lesu.. mungkin saja
saya juga anemia. Dan inilah saya ngatini yang ga hot lagi (emang pernah hot?!)
hanya sekedar mencoba mengabadikan koleksi foto , memori barangkali juga bisa
dijadikan sharing pengalaman dan referensi dari beberapa perjalanan saya saat
keluar dari rutinitas yang mainstream.
Here we go..
BALI CANTIK
Perjalanan Singkat 3hari2malam
*Dengan pesawat pagi termurah saya mendarat selamat
dan dijemput manis oleh seorang teman yang tidak mandi dan pakai baju terbalik
menuju ke rumah sepupunya yang kebetulan tinggal di Bali. Rencana membolang
dengan menumpang di rumah sepupu gagal karena ada keluarga lain yang sedang
menginap. Puji Tuhan Alhamdulillah ada
seorang teman yang baik hati dan tidak sombong serta berbudi luhur yang diluar
dugaan telah memberikan sponsor.
Nih penampakannya waktu beliau sempat mengunjungi kami
di hari kedua (maklum orang sibuk)
*selain sponsor tempat menginap, masih dapat endorse merk ternama skingraft & ktz
ROCKBAR
Niatnya mau duduk cantik sambil liat sunset
Rockbar yang merupakan bagian dari Ayana Resort ini
terletak di bawah tebing di pinggir laut, untuk menuju ke lokasi pengunjung
harus menuruni tebing dengan menggunakan cable car yang terbatas penumpangnya.
Pengunjung harus bersabar menunggu antrian dan jika anda tidak sabar antri
boleh berbaris di Priority Line, syaratnya ‘hanya’ dengan menjadi tamu menginap
di Ayana Resort. Sudah jelas saya akan tetap berada di antrian panjangnya.
*Sedikit pemandangan sepanjang jalan menuju pintu Rock
Bar
*antrian menuju cable car
Di tengah nongkrong cantik, awan hitam terlihat dari
kejauhan, waiters dan waitress pun menyiapkan payung untuk masing-masing meja.
Matahari yang pelan-pelan turun pun tertutup sinarnya.. lalu akhirnya… HUJANN
DERASS!! Semua orang berhamburan mencari tempat berteduh.
*Saking gede angina, payungnya sampe kebalik
*Server yang galau mengarahkan tamu
*Sepasang turis yang tetap bertahan di tengah hujan
Berhubung kami berempat bukan pasangan, kami pun
melanjutkan perjalanan menaiki satu per satu anak tangga mencari tempat yang
teduh. Hujan berangsur reda dan kami
pun menikmati sunset di side pool Ayana Resort.
Setelah sinar matahari semakin redup, kami mulai
bertanya-tanya tentang cara pembayaran tagihan dari menu-menu yang
kami pesan. Sepanjang perjalanan menuju lobby hotel kami terus mencari-cari
seseorang dengan berseragam Rock Bar. Lalu sampailah kami di Resepsions Ayana Resort dan
menanyakan tagihan kami di Rock Bar, tapi si resepsionis ini
pun tidak tahu apa-apa dan sempat menawarkan untuk meninggalkan kartu identitas
untuk kembali dihubungi bila sudah ada informasi.
*Entah apa yang sedang dipikirkan si baju kuning
(Kala
itu) Dengan lugunya kami tetap ngotot untuk meminta tagihan, sampai akhirnya
resepsionis menghubungi Rock Bar untuk segera naik ke Lobby dan menemui kami.
Hampir 20 menit kami setia menunggu kedatangan salah satu waiter Rock Bar
sambil membawa selembar print out order dengan total amount ±800 ribu rupiah.
Kamipun segera membayar sambil berpikir dengan pikiran kami yang lambat.
Beberapa hal yang kami cerna di kepala masing-masing :
1.
Pada lembar tagihan tertulis
dan terbaca “BILL CANCELED”
2. Kami tidak menerima lembar copy dari tagihan tersebut
3. Tidak ada tamu Rock Bar lain yang menunggu di lobby untuk menyelesaikan
tagihan
4.
Kesimpulannya
??
Sepanjang jalan menuju area parkir kami terus saja
saling menyalahkan, berdebat dan mengumpat atas kejujuran kami yang tidak
diikuti dengan tamu Rock Bar yang lain. Dan entah benar atau tidak, uang yang
kami bayarkan pasti masuk ke laci omset dari Rock Bar atau berakhir di saku si
waiter. Sampai akhirnya keputusan dari hasil debat kami adalah : “Semoga
kejujuran dan tanggungjawab kami tergantikan nantinya” (tapi tetep aja gemes
gak terima)
ELKABRON
Hari berikutnya masih tujuan wisata
cantik El Kabron.
*Sepanjang perjalanan disuguhi pepohonan hijau yang
menyenangkan.
*Penunjuk arah menuju El Kabron Cliff Club
*El Kabron dari kejauhan
Setibanya di El Kabron
ternyata masih belum buka. Opening hours 11.30 s/d 23.00 dan banyak terms and condition nya yang agak ribet. Ada
beberapa pilihan tarif dengan fasilitas yang berbeda pula; Tidak boleh berfoto
untuk tarif terendah, lalu boleh berfoto, boleh berenang, boleh berenang dan
ambil foto. Duh.. rempong.. Dari informasi yang juga di dapat ternyata El Kabron
adalah sebuah Cliff Club bukan Beach Club sama seperti di Rock Bar. (padahal sudah jelas di petunjuk arah) Kamipun
semakin yakin untuk mengalihkan tujuan.
Setelah negosiasi alot, akhirnya
kami sepakat menuju Karmakandara Resort
yang memiliki private Beach Club.
KARMAKANDARA
*Here we are
Sesampainya kami di sana, kami
sempat ditolak karena tidak ada lagi tempat yang tersedia. Tapi kami bersikeras
mengingat perjuangan yang tidak mudah menuu ke lokasi. Setelah memaksakan untuk
waiting list, akhirnya kami dipersilahkan untuk menuju cable car setelah
membayar Rp 250.000,- per orang dengan free cocktail.
*penampakan di atas cable car
*Satu-satunya warna biru yang jadi favorit
Sampai di bawah, serasa bukan berada
di negeri sendiri dan cenderung merasa minder. Pengunjung lokal dapat dihitung
dengan jari. Dan group kami adalah bagian kecil yang berpakaian paling lengkap.
Mau main air di pantai pun jadi gak ercaya diri, alhasil kami hanya minum,
makan dan duduk cantik di sofa sambil menikmati pelangi dan menunggu sunset
yang tertutup mendung.
*Pelangi cantik bersebelahan denngan awan gelap
*Free land for Australian Freedom
Bosan menikmati Karma Beach, perjalanan berlanjut ke Kute. Berjalan kaki sepanjang kute berusaha mencari tempat makan yang memuaskan lidah dan perut. Maklum, makanan ala resort bukanlah favorit di lidah di perut, apalagi di kantong.
Hujan derass kembali datang, sementara mobil yang kami tumpangi terparkir cukup jauh. Lalu datanglah mas security yang baru pulang kerja menawarkan tumpangan, alhasil kami berempat diantar dengan 2 kali trip dengan motor. Masing-masing trip berboncengan tiga dengan sebuah mantel hujan menuju rumah makan padang terdekat. Si ojek dadakan pun dengan setia menunggu kami selesai makan sambil berharap bisa mndapatkan satu saja nomer telfon kami. Setelah menyerahkan komplimen uang rokok sebagai tanda terimakasih, kami dengan sigap menghentikan taksi yang kebetulan lewat karena mulai khawatir resiko fans fanatik... haha
Sebelum kembali ke Hotel kami masih menyempatkan untuk duduk cantik sambil minum teh di salah satu cafe di Kute. Waktu menunjukkan jam 1 pagi, sedangkan dua diantara kami (termasuk saya), jadwal keberangkatan kembali ke Jogja jam 06.00 am.
Sampai di hotel jam 2 pagi, dan kami sempat mengemasi barang dan mandi bergantian dengan niat tidak perlu mandi lagi saat berangkat ke bandara. Alarm terpasang
Jam 05.30
Entah kenapa tidak satupun dari kami yang mendengar alaram berbunyi. Dengan kecepatan maksimal masih setengah nyawa kami berlarian cek out dan order taksi menuju bandara. Yang makin menyebalkan adalah lokasi drop off taksi masih perlu berjalan cukup jauh menuju counter check in.
Berlarian, tersandung dan jatuh sepertinya pemandangan yang lumrah di bandara pagi itu. Beberapa korban berjatuhan dan tidak diijinkan lagi untuk boarding. Termasuk kami berdua. Serasa kalah dalam peperangan, kami pun terdiam bermenit-menit sampai akhirnya memutuskan untuk membeli tiket untuk flight berikutnya dengan harga Rp 900 ribu rupiah.. kamipun semakin seperti korban kalah perang. Niat hati refreshing singkat, berakhir dengan kantong kering kerontang.
Sampai di Jogja jam 12 siang, langsung persiapan berangkat ke kantor. dan.. SURPRISE!! Ternyata baru saya sadari ternyata di tengah hectic mengejar flight pagi.. saya lupa pake top underwear.. OMG!! (sorry, photo not avaiable)
Nih foto yang lain ajah yaa..
xoxoxoxoxoxoxoxoxo
^^Me featuring Vera, Vivie and Amalia^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar